Minggu, 16 November 2014

TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI



INTERNAL CONTROL MENURUT COSO
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian internal berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi. Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) menerbitkan laporan dengan judul “Internal Control-Integrated Framework”. COSO merupakan organisasi swasta yang menyusun Internal Control – Integrated Network untuk meningkatkan kualitas penyampaian laporan keuangan dan pengawasan internal agar lebih efektif. Tujuan pembuatan framework ini adalah peningkatan sistem pengawasan terpadu untuk pengendalian perusahaan/organisasi. Pengendalian Internal menurut COSO yaitu : Internal control is process, affected by entity’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: Effectiveness and efficiency of operations, Reliabillty of Financial Reporting, Compliance with Applicable laws and regulations atau “sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Definisi ini merupakan kesepakatan dari berbagai organisasi seperti : AICPA, AAA, IIA, IMA, dan FEI.
Menurut COSO framework pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan, yaitu :
1.    Control Environment
2.    Risk Assesment
3.    Information and Communication
4.    Monitoring
5.    Control Activities


Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan-tujuan yang hendak dicapai dengan komponen-komponen pengendalian internal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, serta struktur organisasi pada setiap tingkatan (divisi, unit operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) ditunjukkan oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal ditunjukkan oleh baris, sedangkan struktur organisasi dipresentasikan oleh ketiga dimensinya.

1.    Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
Lingkungan pengendalian merupakan cerminan dari sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan tentang pentingnya pengendalian internal perusahaan. Efektivitas unsur pengendalian internal sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:
·       Integritas dan Nilai Etik
Jika para pegawai dalam perusahaan tersebut mempunyai integritas dan etika yang baik maka pengendalian internal juga akan berjalan dengan baik, karena efektivitas pengendalian intern berasal dari dalam diri orang yang mendesain dan melaksanakan pengendalian internal tersebut.
·      Komitmen terhadap kompetensi
     Untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi, personel/karyawan pada setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
·      Dewan Direksi dan Komite Audit
     Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen. Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal auditor maupun eksternal auditor.
·       Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
     Gaya operasi merupakan cerminan manajer tentang bagaimana operasi perusahaan harus dilaksanakan.
·      Struktur Organisasi
     Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi.
·      Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
     Pemberian  wewenang dan tanggung jawab yang jelas, akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.
·      Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia
    Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, maka perusahaan akan mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
2.    Risk Assesment (Penaksiran Risiko)
Penaksiran risiko merupakan proses identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi risiko-risiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.
3.    Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
Informasi dan komunikasi harus tergambar dalam sebuah form dan timeframe, dan merupakan sebuah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Informasi dan Komunikasi tidak hanya mencakup data-data internal, tetapi juga data eksternal.
4.    Monitoring (Pemantauan)
Agar tidak menyimpang, maka sistem pengendalian internal perlu diawasi. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang terus mnerus/berlanjut, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunan informasi dan komunikasi dengan pihak luar.
5.    Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
Pengendalian membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil dalam menghadapi resiko sehingga tujuan entitas dapat tercapai. Aktivitas pengendalian mencakup kebijakan dan prosedur yang ada pada seluruh organisasi, pada seluruh level, dan seluruh fungsi yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan.
Menurut COSO, semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, Komite Audit, dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik jika ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya.
Fokus internal COSO :
1.    Fokus penggunaan utama adalah manajemen.
2.    Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
3.    Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
4.    Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen risiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
5.    Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu.
Pengendalian internal tidak bisa mencegah penilaian buruk atau keputusan, atau kejadian eksternal yang dapat menyebabkan sebuah organisasi gagal untuk mencapai tujuan operasionalnya. Dengan kata lain, bahkan sistem pengendalian internal yang efektif dapat mengalami kegagalan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada mungkin terjadi sebagai hasil dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi prasyarat untuk pengendalian internal tidak tepat, penilaian manusia dalam pengambilan keputusan yang dapat salah dan bias, faktor kesalahan/kegagalan manusia sebagai pelaksana, kemampuan manajemen untuk mengesampingkan pengendalian internal, kemampuan manajemen, personel lainnya, ataupun pihak ketiga untuk menghindari kolusi, dan juga peristiwa-peristiwa eksternal yang berada di luar kendali organisasi.
Keterbatasan bawaan yang ada dalam setiap pengendalian internal sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2003 : 181) yaitu :
1.    Kesalahan dalam pertimbangan
2.    Gangguan
3.    Kolusi
4.    Pengabaian oleh manajemen
5.    Biaya lawan manfaat



Sumber :
http://repository.widyatama.ac.id/
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat, 2001.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar